Seharusnya
Aku Baik-Baik Saja
Dahulu sebelum hari ini pun, aku
baik-baik saja tanpa dirimu. Aku terbiasa hidup dengan kesendirianku, aku
terbiasa berjalan tanpa ada seseorang di sampingku, aku terbiasa menyimpan
keluh kesahku sendiri. Tapi kenapa sekarang semuanya menjadi begini?
Semenjak kau mendadak masuk ke dalam
hidupku, semenjak kau tiba-tiba saja mulai mengisi hari-hariku. Entahlah aku
dengan mudahnya dibuat tertawa oleh hal-hal kecil yang kau lakukan. Aku dibuat
rindu hanya karena tak bertemu denganmu beberapa waktu. Kau menawarkan sejuta
harapan di hidupku yang sepi. Tanpa pernah ku sadari aku sudah dibuat jatuh
pada cinta yang entah bagaimana mulai ku berikan padamu.
Kita mulai bersama, menghabiskan waktu
tanpa tahu batas. Saling berbagi memberikan bahu satu sama lain. Menjadi tempat
ternyaman untuk di jadikan rumah saat lelah mulai mendera. Kita, kau dan aku
menjadi teramat dekat. Saling membutuhkan, saling merindu dan saling mencinta.
Semuanya terasa indah pada waktu itu yang ku pikir akan bertahan lama bahkan
abadi.
Namun nyatanya semuanya tak semudah
itu, semuanya seperti hubungan pada umumnya manis di awal sebelum akhirnya
menciptakan pahir untuk akhir yang tragis. Semakin lama semuanya semakin tak
sama, Sikapmu perlahan-lahan mulai berubah. Kau menjauh tanpa ku sadari. Kau
menjadi sulit untuk sekedar dihubungan, kau menjadi sibuk sampai tak sempat
untuk sekedar menghubungiku. Kau bahkan sempat menghilang tanpa pernah
memberikan alasan yang jelas. Sementara aku? Aku dibuatmu khawatir, aku
memikirkan bagaimana keadaanmu, aku memikirkan apa yang terjadi padamu, yang
jelas aku amat sangat mengkhawatirkanmu.
Sayangnya kekhawatiranku tak
beralasan, aku hanya terlalu mencinta sampai merasa seperti itu. Sementara kau
sedang baik-baik saja, kau hanya sudah tak seperti dulu lagi. Entah bagaimana
yang ku tahu kau sudah tak mencintaku seperti dulu lagi.
Kau pergi semakin jauh, semakin tak
terjangkau, sampai aku tak mampu lagi untuk menggapaimu. Sejak saat itu ku akui
aku telah kehilanganmu.
Hidupku yang sudah terbiasa denganmu
perlahan menjadi tak biasa lagi. Aku kembali sendiri, aku kembali menyimpan
rasaku dalam hati, aku tak memiliki tempat untuk berbagi, aku kembali seperti
dulu seperti saat aku belum bertemu denganmu. Semuanya sama seperti dulu, yang
berubah hanyalah aku tak dapat menjalani hidupku dengan baik-baik saja tanpa
dirimu. Tidak seharusnya.
Aku merasa kesepian, aku didera
rindu, disakiti luka dan selalu ingin menangisinya. Hidupku perlahan-lahan
memudar sampai akhirnya menghitam. Aku tidak tahu kapan jelasnya yang pasti aku
seakan mati dalam hidupku sendiri. Aku benci. Aku benci seperti ini. Aku benci
diriku yang tak bisa kembali seperti dulu.
Seharusnya aku baik-baik saja
tanpamu. Seharusnya aku baik-baik saja meski harus sendiri. Seharusnya aku
baik-baik saja meski kesepian. Seharusnya aku baik-baik saja dalam hidupku
dengan ataupun tanpa dirimu. Karena dulu sebelum kau hadir dan mengusik hidupku,
menemaniku, membuatku tertawa, memberi bahagia, menawarkan harapan kenyamanan,
aku baik-baik saja. Karena memang seharusnya dengan ataupun tanpa dirimu aku
baik-baik saja. Namun sayangnya semuanya tak lagi sama, kini hal itu hanya bisa
menjadi seharusnya.
09
Desember 2016
#30DWC Jilid 3
hari ke 9
Ini nyeritain siapa ini, ngena banget parah ceee ����
BalasHapusNyeritain kita yg dibikin nyaman terus ditinggalin cik wkwk
BalasHapus