Ini cuma sebuah imaginasi untuk membahagiakan
seorang teman, meskipun berhrap suatu saat ini jadi nyata dan sahabatku itu
jadi happy beneran wkwk, enjoy this guys, satu lagi jangan baper!
Lets reading!!!
Seorang gadis tampak menatap handphone yang ada dalam genggamannya,
yang sejak beberapa menit lalu terus saja berbunyi menandakan banyaknya sms
yang masuk, bahkan ada juga telepon dari beberapa sahabatnya. Bukan hanya itu,
dinding facebook mau pun mention ditwitternya tak urung mendapatkan kiriman dari
orang lain. Isinya sama ucapan selamat ulang tahun atas kelahirannya yang
ke-17. Hufftt senangnya ternyata banyak juga yang perhatian, gumam gadis
bernama Zhura dalam hatinya.
Ia merasa senang tapi di sisi lain ada berjuta-juta rasa kesedihan
dan kekesalan yang hinggap dihatinya.
"Aliando nyebelin!" gerutunya kesal seraya melempar begitu
saja handphonenya. Untungnya hanya diatas kasur.
Dari puluhan sms, beberapa miscall, banyaknya kiriman di dinding
facebook dan mention di twitter, tidak ada satu pun nama Aliando. Sama sekali
tidak ada. Padahal seharusnya sebagai kekasih Aliando bisa menjadi pengucap
pertama di sweet seventeennya, sayangnya tidak ada. Zhura mengerti Aliando
memang seorang selebriti, tapi setidaknya dia bisakan meluangkan beberapa menit
atau bahkan detik untuk sekedar mengingat hari ulang tahunnya?
Zhura hanya bisa menghela nafas lelah.
"Giliran Gina aja bela-belain ngucapin malem-malem, sampe
ngenomorduain Alicious, eh bagian gue? Apa banget sih!" Zhura kembali
menggerutu kesal, ia memukul-mukul bantalnya menumpahkan kekesalannya.
Zhura pun kembali mengambil handphonenya yang sempat menjadi korban
kekesalannya juga. Ia menatap lekat dan tajam layar handphonenya hingga
akhirnya berteriak, "DEMI APA LO NYEBELIN BANGET! GUE BENCI LO
ALIANDO!!!"
Bunyi kresak krusuk terdengar tak lama setelah Zhura berteriak
seperti itu. Hingga seseorang membuka pintu kamarnya yang tidak dikunci.
"Zhura kenapa?" tanya mamahnya yang berdiri diambang pintu
menatap Zhura khawatir.
"Ada maling? Mana malingnya?" kini giliran papahnya yang
bertanya, matanya berkeliling menatap kesegala penjuru kamar Zhura.
"Iyah ada!" jawab Zhura asal, udah kepalang lagian dia
juga sih lupa kalau ini malem-malem yaudah sekalian aja.
"Hah? Kemana malingnya? Mana?" papah Zhura masuk kedalam
kamar lalu melihat kearah jendela berusaha mencari 'maling' yang dibilang
Zhura.
"Tapi enggak ada yang keambilkan?" tanya mamahnya.
"Ada," jawab Zhura singkat.
"HAH? APA?"
"Hati! Udah diikhlasin dicuri, eh malah enggak dijaga
baik-baik, nyebelin banget kan tuh maling?"
Mamah dan papah Zhura cuma melongo dibuatnya.
"Apaan sih?" tanya Zhura risih menatap pandangan seperti
itu dari kedua orang tuanya. "Udah ah sana, Zhura mau tidur!" seru
Zhura mengusir orang tuanya sendiri dari kamar. Tanpa peduli Zhura menutup
tubuhnya menggunakan selimut sampai kepala, mencoba untuk memejamkan matanya.
"Terus malingnya mana?" tanya mamah Zhura bingung. Mereka
pun kembali kekamarnya.
***
"Stop!!!" Zhura berlari tak tentu arah, yang jelas
tujuannya sekarang adalah kabur dari kejaran teman-temannya. Ada yang membawa
telur, air, terigu bahkan terasi.
"Arrghh!" pekik Zhura histeris waktu salah satu temannya
berhasil mendaratkan sebutir telur dengan mulus diatas kepalanya. Setelah itu
terigu, air bersusulan hinggap membasahi tubuhnya. Teman-temannya hanya tertawa
puas.
"Enggak mau! Kalian juga harus kena!" Kini giliran Zhura
yang mengejar teman-temannya dengan beringas, berniat untuk balas dendam.
Caranya tentu saja dengan memeluk mereka dan menularkan kotoran dibadannya.
Teman-temannya langsung berlarian, kabur.
Ini adalah hari minggu tepat dua hari setelah hari H ulang tahun
Zhura, mereka sedang merayakan ulang tahun Zhura dengan makan-makan dan
sekarang sitambah dengan acara 'sebor-seboran(?)'.
"Ka, ada telepon nih!" seruan adik Zhura menghentikan aksi
gadis itu seketika. Teman-temannya menghela nafas lega.
"Dari siapa?" teriak Zhura, balas bertanya.
"Bang Ali!"
Mendengar nama itu disebut Zhura langsung cemberut. "Biarin
aja!"
"Jawab aja kali Zhu!" seru salah satu temannya.
"Enggak mau! Salah siapa dia lupa ulang tahun gue!"
"Yeee... Siapa tau dia inget tapi enggak ada waktu, jadinya
baru sempet sekarang. Udah deh, enggak usah gengsi! Jawab aja, lo kan kangen
sama dia!"
"Plus ngarep!" timpal yang lainnya.
Mendengar saran dari teman-temannya Zhura pun mengambil handphone
dari tangan adiknya dan mulai mengangkat Video-call dari Aliando, kekasihnya.
"Selamat pagi...," sapaan Ali langsung tercekat saat melihat wajah Zhura
yang super berantakan plus ancur banget gara-gara kerjaan temen-temennya. Beda
banget sama penampilannya yang fresh dan kece badai. "Hahaha..." lelaki itu malah
tertawa terbahak-bahak.
Zhura cemberut. Ia juga mengernyit bingung waktu mendengar ada suara
tawa lain disana. Ah mungkin perasaannya saja. Zhura tak peduli.
"Apa? Enggak usah
ketawa!" ketusnya. "Ngapain nelpon?" tanyanya. Padahal dalam
hati senengnya bukan main.
"Kangen aja," jawab Ali simple.
"Hah? Kangen? Ohh...baru kangen sekarang ternyata, kemana aja
kemarin-kemarin?" sindir Zhura. Temen-temennya malah cekikikan
mendengarnya. Aksi teleponan Zhura dan Aliando seakan menjadi tontonan gratis
bagi mereka.
"Ya maaf, tahu sendirikan gimana sibuknya pacar lo ini? Namanya
juga artis terkenal!" jawab Ali pede, disambut tawa-tawa dibelakangnya.
"Pede!" tukas Zhura. "Eh, lo dimana sih? Kok rame
banget kayanya," tanyanya kemudian.
"Ada deh!"
Zhura menatap kesal ekspresi wajah Ali yang mencoba menggodanya dari
layar handphone, benar-benar menyebalkan!
"Terserah deh! Sekarang ada yang mau lo omongin enggak?"
tanya Zhura berharap Ali mau mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya, atau
setidaknya bilang maaf karena telah melupakan hari bersejarah dalam hidupnya
itu.
Ali menggelengkan kepalanya, "enggak ada," jawabnya
singkat.
"Seriusan?" tanya Zhura menatap Ali tak percaya.
"Dua rius," jawab Ali sambil tersenyum manis.
"Ikht, demi apa lo keterlaluan banget tahu enggak! Nyebelin!
Pikun! Enggak care! Sombong! Pokoknya ngeselin!" Zhura mengomel panjang
lebar.
Bukannya merasa takut atau apa Ali malah tertawa hebat mendengarnya.
"Gue emang enggak mau ngomong apa-apa, tapi gue punya sesuatu
buat lo!" ucap Ali kemudian.
"Hah?"
Tanpa menghiraukan wajah heran Zhura Ali menjauhkan layar
handphonenya lalu menampilkan banyak orang yang sejak tadi ada bersama Ali,
mereka tampak tersenyum puas.
"Happy birthday Zhura, happy birthday Zhura, happy birthday
happy birthday happy birthday pacar Ali!!!" mereka bernyanyi bersama-sama
untuk Zhura, Ali juga ikut bernyanyi. Mereka lalu tertawa saat melihat ekspresi
Zhura yang shocknya bukan main.
"Mereka siapa?" tanya Zhura.
"Tuh ditanya, katanya kalian siapa?" Ali balik bertanya
pada sekumpulan orang yang rata-rata perempuan.
"We are Alicious!" jawab mereka kompak.
"Hah?" Zhura terkejut. Ia baru ingat kalau sekarang adalah
hari digelarnya meet and great Aliando di Bekasi. Wajahnya merah padam, malu.
"Nah kalau yang itu yang jelek, ancur, kotor dan enggak banget
dia pacar aku!" jelas Ali pada fansnya itu, yang langsung disambut 'ohh'
ria dari mereka.
Zhura sebel dibilang yang jelek-jelek sama Ali, tapi disisi lain dia
senang karena ternyata Ali mau mengenalkannya pada fansnya.
"Happy birthday Zhura-ku, wish wish you all the best, aku cuma
berharap semua harapan orang-orang buat kamu dapat tercapai, semuanya! Dan yang
terpenting kamu bisa tetep jadiin aku dunia kamu!" ujar Ali kemudian.
Zhura terharu mendengarnya.
"I Love you so much more and more and more...," sambungnya
seraya memberikan kiss lewat handphone. Zhura tertawa melihatnya.
Fans-fans Ali tampak berseru iri, melihat bagaimana Ali begitu
romantis memperlakukan kekasihnya.
"Makasih," hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut
Zhura.
Ali hanya tersenyum membalasnya. Setelah mengucapkan pamit mereka
pun memutuskan sambungan teleponnya. Senyuman manis tak dapat lepas dari
bibirnya.
"Pulang yuk pulang!" seru salah satu temannya menyadarkan
Zhura.
"Iya nih, lagian kalau ada Ali kita udah enggak penting
juga!"
"Ayo pulang!"
"Ikht apaan sih? Jangan gitu dong!" pekik Zhura mencegah.
"Enggak ah mau pulang aja, dari pada jadi obat nyamuk,
teleponan aja terus teleponan!"
"Kita pulang! Kita pulang!"
"JANGANNN!!!" teriak Zhura.
"Hahaha..." teman-temannya tertawa.
End