Title : Kaulah
Kamuku
Main cast : Cherry
- Raffi
Genre : Romance
Length : Oneshot
Author :
Choirunnisa
###
"Siska
siapa?" Gadis bernama Cherry itu menatap lelaki dihadapannya dengan
seksama.
"Siska?"
Lelaki itu tampak berpikir. "Wah lo kepoin sms gue yah?" Raffi
merebut handphonenya yang ada di tangan Cherry.
"Bukannya
Nadia pacar lo? Kenapa dia juga manggil lo sayang?" Cherry tak menjawab,
gadis itu memilih untuk melanjutkan pertanyaannya.
Raffi tertawa,
"mana gue tahu, lagian Nadia juga bukan pacar gue!" Jelasnya.
"Loh dia kan
manggil lo sayang?" Cherry mengernyit heran.
"Dia yang
manggil gue sayang, bukan gue!" Cetusnya bangga.
"Hah? Masa?
Kok bisa?" tanya Cherry bingung.
Raffi mengangkat
bahunya,"gue cuma bersikap baik sama mereka."
Cherry ternganga
dibuatnya.
Plak!
"Argh.."
Raffi meringis kesakitan saat sebuah buku tebal mengenai bahunya.
"Dasar cowok
php!" Cetus Cherry.
"Gue bukan
cowok php!" Balas Raffi.
"Lo ngasih
mereka harapan dengan ngebiarin mereka manggil lo sayang!"
"Terus gue
harus gimana?" Raffi menatap Cherry intens, meminta saran.
"Yah... lo
harus..." Cherry tergagap sekarang ia juga tidak tahu harus bicara apa.
"Yaudahlah,
selagi gue enggak manggil mereka sayang juga menurut gue enggak masalah. Iya
kan sayang?" Raffi merangkul Cherry begitu saja. Gadis itu terperangah
dibuatnya.
"Ahh sama aja
lo, cewek php!" cetus Raffi kemudian tiba-tiba saja mengagetkan Cherry
membuat gadis itu sedikit tersentak.
"Maksud
lo?"
"Lo ngebiarin
gue manggil lo sayang, itu sama aja lo ngasih harapan buat gue!" ujar
Raffi.
Cherry tergelak
dibuatnya, saking terkejutnya ia sampai baru saja menyadari kalau Raffi
memanggilnya sayang.
"Enak aja gue
bukan cewek php!"
"Nah apa
bedanya sama gue?" Raffi menaik-naikan sebelah alisnya menantang.
"Bedalah, lo
manggil gue sayang enggak pake hati, kalau mereka? Gue yakin dari hati yang
paling dalam," ujar Cherry menerawang.
"Sok tahu lo!
Gimana kalau gue pake hati?" Tanya Raffi seraya menatap Cherry lekat.
Cherry terdiam
sesaat sebelum tawa gadis itu meledak.
"Enggak
mungkinlah, ada-ada aja lo!"
"Hey, gue
serius!" sahut Raffi mencoba meyakinkan.
Cherry kembali
tertawa. "Serius?" Gadis itu menatap Raffi lekat.
Raffi
mengangguk-ngangguk pasti.
"Yakin
lo?"
Raffi kembali
mengangguk, pandangannya serius. Membuat Cherry juga ikut menatapnya serius.
Cukup lama mereka
berpandangan hingga akhirnya...
"Pembohong
lo! Enggak usah pasang wajah seserius itu kali," Cherry mendorong wajah
Raffi agar menjauh. Gadis itu lalu bangkit berdiri.
"Cher,
lo..."
"Gue enggak
akan kena php-an lo anak kecil!" sahut Cherry seraya berjalan meninggalkan
Raffi. Ia memanggil Raffi anak kecil karena memang usia lelaki itu satu tahun
di bawahnya, tidak begitu jauh memang tapi tetap saja menurut Cherry Raffi
adalah anak kecil.
"Cher, gue
serius!" Teriak Raffi seraya mengejar Cherry.
Cherry tertawa.
"Kalau lo
serius sama gue gimana sama cewek yang lo panggil kamu di setiap tulisan
lo?" tanya Cherry. "Kamu mewarnai hidupku, memberi tawa dan canda
yang tak terkira.. oh kamu..." sambung Cherry mengucapkan tulisan-tulisan Raffi
yang diingatnya.
Raffi terperangah
tak percaya di buatnya.
"Cher, selain
lo kepoin sms gue lo juga kepoin notebook gue yah?" pekik Raffi saat
menyadari bukunya hilang.
Cherry membalikan
badannya lalu melemparkan buku berukuran kecil berwarna biru ke arahnya.
"Makanya lain kali jangan nyimpen barang berharga lo sembarangan!"
Sahut Cherry seraya tersenyum dan melanjutkan langkahnya.
***
"Gimana?
Diterima?" Raffi menatap gadis di hadapannya dengan seksama. "Jawab
dong lo kan pinter pasti diterima kan? Ayolah.."
"Kalo lo
enggak keterima gimana gue.." belum juga mendapat jawaban Raffi kembali
mengoceh. Cherry tersenyum kecil mendengarnya.
"Santai dong
diterima kok," ucapnya lagi-lagi tersenyum.
"Waw
selamat!" Seru Raffi.
Cherry tersenyum,
"thanks."
"Kapan gue
harus nganterin lo kesini lagi?"
"Harusnya sih
minggu depan," gumam Cherry.
"Tapi...?"
Raffi menatap Cherry selidik.
"Yah liat
nanti aja, kalau emang uangnya ada ya kita kesini, kalo engga yaudah..."
"Yaudah
gimana?"
"Mungkin ini
emang bukan tempat gue," gumam Cherry seraya mulai naik ke boncengan
Raffi.
"Hey, enggak
bisa gitu dong. Banyak banget orang yang pengen masuk ke universitas ini dan lo
yang udah keterima mau ngelepasin gitu aja? Cher..thinking..." omel Raffi.
Cherry menghela
nafas panjang.
"Udah ah
gimana nanti, ayo jalan cepetan..." seru Cherry.
"Cher
lo..."
"Raffi..."
Cherry mendesis seraya membulatkan matanya lebar-lebar.
"Yaudah
terserah lo aja, dasar keras kepala!" Gerutunya seraya mulai menjalankan
motornya.
Cherry hanya diam.
***
"Fi ini
apa?" Tanya Cherry saat ia menemukan selebaran kertas diatas tas
sahabatnya itu.
"Brosur,
minggu ini bakal ada racing dan lo tau
apa? Hadiahnya jutaan, gue pengen banget ikut.." jawab Raffi dengan
menggebu.
"No! Gue
enggak setuju lo gak boleh ikut, mau hadiahnya ratusan kek jutaan kek pokoknya
lo gak boleh ikut taruhannya nyawa tau!" Cetus Cherry melarang
mentah-mentah.
"Kenapa lo
takut kehilangan gue yah?" Raffi menggoda.
"Enggak bukan
gitu," elak Cherry. "Ini memang bahaya tau," sambungnya.
"Yaudah sih,
toh gak akan ada yang peduli juga kalau gue kenapa-kenapa," gumam Raffi.
"Bodoh kalo
lo mikir gitu! Ortu lo, sahabat-sahabat lo, gebetan bahkan...gue...maksud gue
kita semua peduli sama lo!" Sahut Cherry.
"Termasuk lo?
Lo peduli sama gue?"
"Ya.. pedulilah,
lo kan sahabat gue," ucap Cherry klasik.
"Cuma
temen?"
Cherry mengangguk,
"I care about you as your bestfriend," ucapnya mantap.
Raffi tersenyum
kecut, "okey gue udah tahu harus gimana."
"Fi, lo gak
akan ikutan kan?" Cherry menatapnya resah.
Raffi hanya
membalas dengan gedikan di bahunya.
"Raffi
please..." Cherry menatapnya penuh permohonan.
"Iyah iyah
tenang aja gue gak akan ikut kok," ucapnya. Cherry tersenyum senang.
"Lagian buat
apa gue memperjuangkan seseorang yang cuma nganggap gue sebagai sahabat,"
sambung Raffi bergumam.
"Hah?
Apaan?" Tanya Cherry yang tak mendengar dengan jelas.
"Bukan apa
apa, lupain," tukas Raffi singkat.
^^^
"Cher,
temenin gue yuk!" Pinta Fiya yang tiba-tiba saja datang ke rumah Cherry.
"Kemana?"
Cherry menaikab halisnya bingung.
"Alun-alun,
Riky ikut racing," jawabnya seraya menyebutkan nama kekasihnya itu.
"Aduh ngapain
sih Fi, racing aja pake di tonton, untung Raffi gak ikut," ucap Cherry
menolak.
"Ayolahh gue
juga gak mau sebenernya tapi yah gimana please temenin guee..." Fiya
memohon.
Cherry yang tak
tega melihatnya pun akhirnya berucap, "yaudah demi lo deh gue mau.."
"Yeay!"
Fiya tersenyum girang mendengarnya.
^.^.^
"Kamu
darimana aja sih? Kenapa baru datang? Jadinya aku kalah kan.." ucap Riky
menyambut kedatangan Fiya dan Cherry disana. Mereka tiba ketika acaca baru saja
selesai.
"Yaa maaf,
aku enggak tau lagian kamu bilang sore acaranya kenapa udah selesai? Lagian apa
hubungannya kalahnya kamu sama enggak adanya aku ngaku aja deh kalau kamu emang
enggak jago," ujar Fiya panjang lebar.
"Iyah,
tandingnya dimajuin. Yaiyalah aku kan jadi enggak semangat," jelas Riky.
"By the way
siapa yang menang?" Tanya Cherry setelah tadi hanya menyimak pembicaraan
keduanya.
"Si gembol
squarepants yang dapet, hebat dia yang pertama," jawab Riky, Cherry
terdiam sejenak seperti mengingat nama panggilan tersebut.
"Yang mana
orangnya?" Tanya Cherry.
"Iyah yang
mana sih?" Timpal Fiya penasaran.
"Tuh yang di
pinggir panggung lagi foto-foto, eh aku kesana dulu yah mau ikut foto
juga," pamit Riky seraya berlalu pada orang-orang yang sebagian besar
mengikuti perlombaan tadi.
"Fii..."
panggil Cherry.
"Hmm...
apa?" Tanya Fiya.
"Itu... itu
Raffi..." ucap Cherry pelan.
"Raffi??"
Fiya mengangkat halisnya bingung.
***
Pluukkk!
"Argghhh..."
pekik Raffi meringis kesakitan saat mendapati sesuatu mengenai kepalanya.
"Aduh siapa
sih yang berani ngelempar gue pake sendal ginian," gerutu Raffi seraya
mengambil sendal flat yang tadi mengenai kepalanya. Kemudian lelaki itu
membalikan badannya.
"Cherry... lo
ngapain disini?" Pekiknya terkejut melihat Cherry sudah berada di
belakangnya dengan kaki yang diangkat sebelah.
"Siniin
sendal gue!" Cherry mengambil sendalnya dengan cepat lalu segera
memakainya.
"Cher, lo kok
bisa disini? Ngapain?" Tanya Raffi bingung seraya menggaruk kepalanya yang
tidak gatal.
"Enggak usah
banyak tanya! Lo yang ngapain, ngapain sih ikutan yang beginian? Kalau allah
udah enggak sayang lo sekarang pasti jiwa lo udah melayang," Cetus Cherry
dengan menggebu. Ia sengaja menemui Raffi ketika suasana sudah mulai sepi, Fiya
dan Riky sendiri sudah meninggalkan tempat ini beberapa waktu lalu.
"Hahaha...
itu artinya allah masih sayang sama gue sama kaya lo, iya ka?" Balas Raffi
tanpa merasa takut dengan omelan Cherry tadi.
"Ikht gue
serius," rengek Cherry.
"Yeee dua
rius malahan!" Cetus Raffi selengean.
"Rese
ah!"
"Yaudahlah
lagian gue juga udah enggak apa-apa bahkan gue juara pertama," ucap Raffi
seraya merangkul Cherry hangat.
"Yahh tapi
tetep aja lo udah ngebahayain diri lo sendiri, bodoh tau!" Sahut Cherry
masih tidak habis pikir kenapa Raffi ikut racing seperti ini.
"Cher,
udahlah... mending sekarang gue anterin lo pulang," Raffi menarik tangan
Cherry.
Cherry hanya diam,
dan hanya mrngikuti Raffi naik ke motornya.
^^^
"Cher lo
kenapa sih?" Raffi menghentikan motornya tiba-tiba karena sejak tadi
Cherry hanya diam saja tidak menanggapi semua kata yang keluar dari mulutnya.
Cherry tak
menjawab gadis itu hanya turun dari motornya.
"Ini masih
gara-gara masalah yang tadi?" Tebak Raffi seraya menatapnya selidik,
Cherry hanya menunduk. Raffi mendesah diamnya Cherry sama saja dengan gadis itu
membenarkan tebakannya.
"Cher ayolah
enggak usah dibahas lagi, lagian gue enggak kenapa-kenapa kok, udahlah..."
pinta Raffi.
"Bahas apa?
Gue enggak ngomong apa-apa," Cherry mengeluarkan suaranya.
"Tapi lo
diemin gue!"
"Gue lagi
enggak mood doang kok," gumam Cherry.
"Bohong! Gue
kan yang bikin lo enggak mood?"
"Fi gue cuman
enggak mau lo kenapa-kenapa, gue enggak suka lo ngebahayain diri lo sendiri, lo
naruhin nyawa sama motor ini dan gue enggak mau kehilangan lo..." semua
kalimat itu tanpa sadar keluar dari mulut Cherry. Raffi tertegun dibuatnya.
"Lagian gue enggak habis pikir buat apa lo ikutan yang beginian,"
sambung Cherry.
"Gue
ngelakuin ini cuma buat seseorang kok," ucap Raffi akhirnya.
"Siapa?"
"Dia yang
selalu menjadi kamu disini," Raffi menunjukan block notenya.
"Oh jadi
karena itu," gumam Cherry. "Gue pengen tau dia siapa,"lanjut
Cherry.
"Kalau gitu
naik lagi ke motor gue dan gue bakal tunjukin dia siapa," seru Raffi
seraya tersenyum.
"Okey!"
Cherry pun naik kembali ke motor Raffi.
"Fi katanya
mau nunjukin cewek itu siapa kenapa sekarang malah jalan kerumah gue sih?"
Tanya Cherry bingung.
"Sabar dong
tenang aja gue pasti kasih tau lo kok dia siapa," jawab Raffi.
"Kapan?
Sebentar lagi bahkan nyampe dirumah gue," desah Cherry.
"Liat ke kaca
spion!" Seru Raffi akhirnya.
"Itu artinya
dia ada dibelakang kita dong?" Tanya Cherry antusias sambil melihat ke
arah kaca spion namun sesaat kemudian gadis itu mengernyit bingung.
"Mungkin,"
gumam Raffi. Cherry semakin dibuatnya bingung. Ia melihat ke arah kaca spion
dibelakangnya ada beberapa kendaraan salah satunya adalah motor yang tumpangi
dua orang gadis yang sepertinya sebaya dengannya. Mungkinkah salah satu diantara
mereka adalah kamunya Raffi? Cherry mulai menebak-nebak.
"Yang
mana?" Tanya Cherry.
"Dia pake
kerudung," jelas Raffi. Dua-duanya pake kerudung.
"Pake kemeja
garis-garis warna putih pink," lanjut Raffi mendeskripsikan.
"Yang mana
sih kok gak ada? Lo bohongin gue yah?"
"Enggak kok
beneran!"
"Terus
mana orangnya?"
"Ya itu yang
ada di kaca spion!" Cetus Raffi.
"Aduh Fi yang
mana sih?" Pekik Cherry kesal karena tak kunjung menemukan orang yang
barusan ngomong.
"Yang barusan
ngomong!" Tukas Raffi seraya menghentikan motornya tepat di depan rumah
Cherry. Gadis itu mengernyit bingung dengan kening yang berkerut-kerut.
Pake kerudung,
kemeja garis-garis putih pink?? Cherry mulai berpikir. Ia menatap dirinya
sendiri lalu menatap Raffi tak percaya.
"Guee...?"
desisnya bertanya.
Cherry hampir
menahan nafas ketika dengan mudahnya Raffi menganggukan kepalanya. Gadis itu
menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.
"Cher, kaulah
kamuku!" Ucap Raffi pelan namun mampu membawa Cherry kepada dunia
nyatanya.
"Lo bercanda
kan?"
"Gue serius
gue cinta sama lo..."
"Fi..."
"Dan gue
ikutan lomba ini juga buat lo, buat kamu," Raffi mengeluarkan sesuatu dari
kantung bajunya.
"Ini mungkin
enggak seberapa, tapi gue harap dengan ini mimpi lo bisa terwujud,"
ucapnya.
"Tapi
Fi..."
"Gue mohon jangan
nolak, lo boleh nolak perasaan gue tapi jangan pernah tolak bantuan gue
ini."
"Kalau udah
kaya gini, gue bisa apa," gumam Cherry.
"Itu artinya
lo terima bantuan gue inikan?"
Cherry mengangguk.
"Plus cinta
lo!" Cetusnya.
"Hah?"
"Gue juga
cinta lo kok anak kecil!" Bisik Cherry seraya memberikan kecupan singkat
di pipi Raffi.
Raffi jelas
terkejut dibuatnya. Lelaki itu membelalakan matanya tak percaya. "Lo
terima gue juga?"
Cherry mendecak
lalu mengangkat bahunya, "apa perlu gue perjelas?"
Raffi tersenyum
senang mendengarnya.
^^ End ^^