~ Ini tentang kamu yang tak seharusnya ku cinta, namun
sialnya terlalu menyentuh hatiku ~
Aku tak tahu harus bagaimana, aku
sendiri tak mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh hatiku. Hati seringkali
tak sejalan dengan otak dan pikiranku, namun sialnya ia selalu menjadi bagian
penting dalam tubuhku. Ada kalanya aku ingin mengatakan tidak, tetapi hatiku
dengan tegas mengatakan ya. Seperti saat aku di hadapkan dengan dirimu. Aku
sama sekali tidak menginginkanmu, logika, otak dan pikiranku jelas-jelas
menolakmu. Namun hatiku? Ia bertindak egois menyerukan namamu dengan jelas,
bersikap seolah hanya ialah satu-satunya bagian organ dalam tubuhku. Sungguh menyebalkan!
Bagaimana bisa kamu sosok yang sama
sekali bukan tipeku, menjadi orang nomor satu dalam hatiku?
Kamu memang lelaki berwajah manis
dengan lesung pipit seperti apa yang ku idamkan. Namun ku pikir setelah aku
mengenalmu hanya itulah satu-satunya yang bisa kau banggakan dalam dirimu. Selebihnya
tidak ada.
Bisa dikatakan kamu bukanlah lelaki
yang baik, bahkan istilah badboys sangat pantas diberikan kepadamu. Kamu senang
bermain motor, kamu suka tawuran, kamu selalu mengabaikan sekolahmu dan yang
paling parah adalah kamu yang teramat sering mempermainkan hatiku. Dasar jahat!
Awalnya aku senang melihatmu aku
senang bisa dekat denganmu tapi semakin lama aku semakin dibuat lelah oleh
tingkahmu. Kamu seringkali datang sebelum akhirnya hilang tanpa alasan. Kamu
seringkali mendekat lalu menjauh sejauh-jauhnya. Kamu bisa memperlakukan dengan
amat sangat baik pada satu waktu tapi di waktu lainnya kamu bisa menjadi orang
yang jahat. Kamu selalu bisa membuatku melayang sangat tinggi sebelum akhirnya
menjatuhkanku hingga ke sadar, sampai aku dibuat lupa bagaimana caranya untuk
bangkit. Kamu, ya itulah kamu.
Kamu sungguh bukan orang yang pantas
dicintai bukan? Kamu terlalu jahat untuk mendapatkan rasa yang paling tinggi
dalam hatiku itu. Kamu seseorang yang tak seharusnya ku cintai namun sialnya
terlalu menyentuh hatiku. Aku menyesal pernah sempat dibuat jatuh cinta
kepadamu, hingga memberikan hatiku, organ yang paling vital dalam tubuhku dan
ketenangan jiwaku. Sungguh jika saja ini tidak menyangkut hati, aku tak akan pernah
mau memilihmu, tidak akan.
18
Desember 2016
#30DWC Jilid 3
hari ke-18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar