Perubahan sosial merupakan kondisi dimana berubahnya gejala-gejala sosial
yang ada dalam masyarakat baik dari tahap sederhana sampai kompleks, yang akhirnya
akan membawa dampak positif maupun negative terhadap kehidupan. Perubahan ini
meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, dan semua aspek yang dihasilkan dari
interaksi antarmanusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal
budaya.
Salah satu perubahan sosial yang
saat ini sedang terjadi di kalangan masyarakat adalah adanya perubahan dalam
penggunaan tata bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini
terjadi karena adanya budaya asing dan berbagai variasi bahasa yang mereka
anggap sebagai bentuk kreatifitas. Mereka seringkali menggunakan bahasa baru
tersebut agar tidak ketinggalan zaman. Bahasa baru itu disebut ‘bahasa alay’.
Alay sendiri merupakan singkatan dari anak lebay, dan lebay merupakan plesetan
dari kata lebih yang bisa digunakan untuk memanggil orang-orang yang berlebihan
dalam berbagai hal.
Masyarakat Indonesia sudah tidak
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, terutama pada kalangan
remaja. Menurut mereka bahasa ini pada awalnya di tiru dari acara televise,
atau sosial media lalu di terapkan saat berbicara bersama teman-teman. Hal ini
membuat perubahan pada tata bahasa Indonesia yang seharusnya. Dalam bentuk
tulisan mereka menggabungkan angka dan huruf, atau bahkan membuat huruf besar
dan huruf kecil tidak pada tempatnya dalam satu kata, hal itu jelas sangat jauh
dari aturan. Bahasa alay juga membuat perubahan dalam beberapa kata yang
biasanya digunakan sehari-hari seperti kata bingits (banget), ciyus (serius),
miapah (demi apa), kamseupay, masbuloh dan kata-kata tak lazim lainnya yang
tidak sesuai dengan EYD.
Fenomena bahasa alay ini mungkin
bisa dianggap wajar jika tidak menjadi suatu kebiasaan, namun seiring
berjalannya waktu bahasa Indonesia terus mengalami perubahan. Hal ini tentu
menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan dan berdampak buruk, karena lama kelamaan
bangsa Indonesia bisa melupakan dan tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Dampak positifnya mungkin hal ini bisa membuat obrolan
menjadi lebih seru dan lucu sehingga menambah keakraban dengan sesama teman,
namun dampak negatifnya masyarakat Indonesia cenderung tidak mengetahui kaidah
bahasa Indonesia yang benar.
Untuk itu di harapkan masyarakat
sebisa mungkin menghilangkan bahasa-bahasa alay tersebut dalam kehidupan sehari-hari
dan mulai mempelajari bagaimana berbahasa Indonesia dengan baik dan benar,
sehingga bahsa persatuan bangsa ini akan tetap terjaga.
Pandeglang, 5
Februari 2017
#30DWC Jilid 4
Hari ke - 5
#masalahnegeri #squad4
#masalahnegeri #squad4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar