Minggu, 05 Februari 2017

Fenomena Bahasa Alay Di Kalangan Remaja Indonesia



Perubahan sosial merupakan kondisi dimana berubahnya gejala-gejala sosial yang ada dalam masyarakat baik dari tahap sederhana sampai kompleks, yang akhirnya akan membawa dampak positif maupun negative terhadap kehidupan. Perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antarmanusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya.
            Salah satu perubahan sosial yang saat ini sedang terjadi di kalangan masyarakat adalah adanya perubahan dalam penggunaan tata bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini terjadi karena adanya budaya asing dan berbagai variasi bahasa yang mereka anggap sebagai bentuk kreatifitas. Mereka seringkali menggunakan bahasa baru tersebut agar tidak ketinggalan zaman. Bahasa baru itu disebut ‘bahasa alay’. Alay sendiri merupakan singkatan dari anak lebay, dan lebay merupakan plesetan dari kata lebih yang bisa digunakan untuk memanggil orang-orang yang berlebihan dalam berbagai hal.
            Masyarakat Indonesia sudah tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, terutama pada kalangan remaja. Menurut mereka bahasa ini pada awalnya di tiru dari acara televise, atau sosial media lalu di terapkan saat berbicara bersama teman-teman. Hal ini membuat perubahan pada tata bahasa Indonesia yang seharusnya. Dalam bentuk tulisan mereka menggabungkan angka dan huruf, atau bahkan membuat huruf besar dan huruf kecil tidak pada tempatnya dalam satu kata, hal itu jelas sangat jauh dari aturan. Bahasa alay juga membuat perubahan dalam beberapa kata yang biasanya digunakan sehari-hari seperti kata bingits (banget), ciyus (serius), miapah (demi apa), kamseupay, masbuloh dan kata-kata tak lazim lainnya yang tidak sesuai dengan EYD.
            Fenomena bahasa alay ini mungkin bisa dianggap wajar jika tidak menjadi suatu kebiasaan, namun seiring berjalannya waktu bahasa Indonesia terus mengalami perubahan. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan dan berdampak buruk, karena lama kelamaan bangsa Indonesia bisa melupakan dan tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dampak positifnya mungkin hal ini bisa membuat obrolan menjadi lebih seru dan lucu sehingga menambah keakraban dengan sesama teman, namun dampak negatifnya masyarakat Indonesia cenderung tidak mengetahui kaidah bahasa Indonesia yang benar.
            Untuk itu di harapkan masyarakat sebisa mungkin menghilangkan bahasa-bahasa alay tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan mulai mempelajari bagaimana berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, sehingga bahsa persatuan bangsa ini akan tetap terjaga.

Pandeglang, 5 Februari 2017
#30DWC Jilid 4 Hari ke - 5
#masalahnegeri #squad4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Drama: The Item, Drama Supranatural yang Bikin Mikir Keras!

Anyeonghaseyo yeorobun! Kali ini aku mau ngereview salah satu drama Korea yang baru aja selesai aku tonton. Btw drama ini baru aja tamat mi...