Minggu, 12 Februari 2017

(SongFic) Missing You Today - Davichi

(SongFic) Missing You Today - Davichi

Note : Hari ini bingung banget mau nulis based on song apa. Alhasil setelah mencari-cari lagu jadilah aku memilih Missing You Today by Davichi kebetulan lagi kangen banget juga sama seseorang. Btw, lagunya enak banget, selalu bikin baper. Sok di play biar lebih ngena.

Let's reading!

- Itu karena aku sangat merindukanmu hari ini. Apakah kau baik-baik saja, kau masih tetap sama? Jangan khawatir, aku hanya sedikit tidak bisa melupakanmu -

Nana tampak santai mengenakan kaos dan celana pendek selututnya. Ia menuruni anak tangga masih dengan sesekali menguap. Minggu yang cerah dan ia baru bangun sekitar pukul 9 pagi.

"Na, Na. Gimana mau punya pacar? Anak gadis jam segini baru bangun," Mama yang melihat penampakannya langsung menggegeleng-gelengkan kepalanya.

Nana hanya mengerucutkan bibirnya. Tak mau ambil pusing.

"Mama mau kemana?" tanya Nana heran saat melihat Mamanya sudah tampil rapi.

"Kamu tahu tante Dila? Temen Mama yang baru pindah dari Surabaya, dia ngadain reunian gitu deh ngundang temen-temen geng Mama," jawab Mama.

Nana mencibir. Ternyata Mamanya juga punya geng. Ckck!

"Kalau mau makan makan aja, Mama udah masak kok, Mama pergi dulu yah! Assalamu'alaikum!" pamit Mama.

"Waalaikumsalam," balas Nana.

Ia membuat segelas susu putih dan mengambil roti tawar yang segera diolesinya dengan selai coklat. Lalu menikmatinya dengan nyaman sambil menonton televisi. Gadis itu membuka handphonenya dan memilih untuk berselancar di Path.

Genta Dirgantara Listening Say You Won't Let Go By James Arthur With Titania Intani.

Shit! Pagi-pagi udah ada aja yang bikin hati panas. Gerutu Nana dalam hatinya. Ternyata keputusannya melepaskan Genta merupakan hal yang benar sekaligus salah. Benar, karena akhirnya Genta resmi berpacaran dengan Tita dan salah, karena nyatanya sampai saat ini Nana belum sepenuhnya merelakan kenyataan itu.

Hell to admit it, but I miss him so much. Nana meradang dalam hatinya.

***

Nana berkacak pinggang. Ia menatap penampilan kamarnya yang sungguh jauh dari penampilan kamar anak gadis pada umumnya. Sangat berantakan. Seperti kapal pecah. Huh, ia sendiri bingung apa saja yang sudah ia lakukan di kamar ini sampai menciptakan keadaan sebegitu mengerikannya.

"Okey semangat Nana!" serunya keras.

Ia harus merapikan kamarnya. Pertama-tama ia merapikan tempat tidurnya. Mengganti seprai yang sudah ia lupa kapan terakhir kali diganti. Merapikan meja belajarnya yang dipenuhi oleh buku dan peralatan belajarnya. Menyusun kaset-kaset drama Korea koleksinya. Gadis itu tersenyum puas saat melihat keadaan kamarnya yang sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.

"Okey, tinggal nyapu dan ngepel."

Saat ia sedang menyapu kegiatannya terhenti ketika ia melihat sebuah kotak yang tersimpan di sudut lemari kamarnya. Gadis itu menghembuskan nafas pelan. Menatap benda itu dengan nanar. Awalnya ia berniat untuk mengacuhkannya, namun nyatanya ia tidak bisa.

Iapun mengambil kotak itu. Duduk di atas lantai, bersender pada kasurnya. Ia menatap kotak itu lama hingga akhirnya membukanya perlahan. Segala benda penuh kenangan ada disana. Kenangannya dengan seseorang yang pernah amat dicintainya. Ya, Genta.

Nana tersenyum saat melihat 2 buah tiket nonton. Ia menyimpannya sebagai bukti kencan di bioskopnya bersama Genta. Lalu ia beralih pada bekas bungkus ice cream. Lagi senyuman manis terbit di wajahnya. Ice Cream ini yang Genta belikan untuknya, saat ia ngambek.

"Ice cream terenak yang pernah gue makan," gumamnya miris. Sayang, tidak pernah ada ice cream - ice cream selanjutnya.

Ia menyusuri benda-benda disana satu persatu. Menyelami setiap kenangan yang pernah ia lewati bersama Genta. Membuatnya semakin merindukan Genta lagi dan lagi. Sangat, tak terhingga.

Ia tak tahu tak seharusnya ia merasakan perasaan ini karena bagaimanapun Genta sudah menjadi milik orang lain, karenanya. Ia sendiri yang telah melepaskan lelaki itu saat sudah dalam genggaman tangannya jadi kenapa ia harus begini? Ah memikirkan hal ini hanya membuat dadanya terasa sesak.

Tersisa satu benda yang belum ia pegang. Sebuah helm. Nana menatap helm itu lekat lalu mengangkatnya perlahan. Benda yang paling besar, sama besarnya dengan luka yang ada bersamanya. Ya, benda terakhir yang ia minta dari Genta. Benda yang sejauh ini menjadi topeng untuknya, benda yang melindunginya dari rasa simpati, benda yang dijadikannya sebagai tempat untuk menyembunyikan segala tangis dan lukanya.

Seperti sekarang. Nana mengambil benda itu lalu memakainya. Tepat setelah itu airmatanya jatuh satu persatu. Lihat bahkan sampai saat ini Genta tetap menjadi alasan ia tertawa dan menangis.

"Kak, enggak apa-apa kan? Entah kenapa hari ini gue kangen banget sama lo kak. Rindu..." Lirih Nana entah pada siapa.

Ia sudah terlalu merindu sampai tak ingin bertemu. Karena baginya bertemu saja tak akan cukup untuk mengobati rindu yang telah ada terlalu lama, sampai hari ini.

END

#30DWC Jilid 4 hari ke 12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Drama: The Item, Drama Supranatural yang Bikin Mikir Keras!

Anyeonghaseyo yeorobun! Kali ini aku mau ngereview salah satu drama Korea yang baru aja selesai aku tonton. Btw drama ini baru aja tamat mi...